Tugas Menulis Populer (3)

Nama: Citra Nur Syifa

No. Absen: 3

NIM : 2115162491

Prodi: Pendidikan Bahasa Indonesia

Tik Tik Tik Bunyi Hujan...
Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
Tik tik tik bunyi hujan bagai bernyanyi
Saya dengarkan tidaklah jemu
Kebun dan jalan semua sunyi
Tidak seorang berani lalu
Tik tik tik hujan turun dalam selokan
Tempatnya itik berenang-renang
Bersenda gurau meyelam-nyelam
Karena hujan berenang-renang


Ibu Sud dan Hujan

Saridjah Niung atau sering kita dengar dengan panggilan Ibu Sud adalah pencipta lagu anak-anak sejak zaman Belanda, Jepang, Indonesia, sebab itu ia disebut sebagai tokoh seni musik tiga zaman. Beliau lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908 dan meninggal pada tahun 1993. Adapun asal nama “Ibu Sud” didapatnya setelah menikah dengan Raden Bintang Soedibjo pada 1927. Orang-orang pun menyebutnya dengan panggilan “Ibu Soed”, diambil dari penggalan nama suaminya. Kariernya di bidang musik bahkan sudah dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Suaranya pertama kali disiarkan dari radio NIROM Jakarta periode 1927-1928. Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: Hai Becak, Burung Kutilang, dan Kupu-kupu. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah Berkibarlah Benderaku dan Tanah Airku.
         
Ada salah satu hal tentang beliau adalah ketika Ibu Sud menciptakan salah satu lagunya yaitu “Tik Tik Bunyi Hujan”. Lagu tersebut ia ciptakan ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia membuat lagu Tik Tik Bunyi Hujan. Betapa mahirnya beliau dalam menciptakan lagu tersebut. Hanya dengan mencari satu macam gejala saja ia bisa menjadikan hal tersebut sebagai karya yang bisa di kenang hingga saat ini.
Didalam lagu tersebut terdapat lirik “Tik tik tik bunyi hujan diatas genting” yang menunjukan bahwa hujan sudah turun diatas genting rumah sewaan milik Ibu Sud. Serta tambahan lirik lagu yang menunjukan bahwa suasana pada saat hujan tersebut sunyi dengan itik-itik yang berenang diselokan. Sungguh, lagu-lagu ciptaan beliau memiliki arti yang jelas dan sesuai fakta yang ada. Salah satunya lagu ini.

Namun, pada saat ini lagu-lagu karya Ibu Sud sudah kalah populer dengan karya-karya kreator music lainnya. Walaupun masih banyak yang mengcover ulang lagu ciptaannya, tapi anak-anak di zaman sekarang kurang tertarik dengan lagu-lagu anak seperti ciptaan beliau. Bahkan anak-anak lebih suka lagu yang menjurus kearah lagu yang lebih dewasa dan lagu Barat. Terlebih dengan lagu-lagu yang tidak mengandung banyak arti atau tidak mendidik, yang ada hanya fiksi bukan sesuai fakta yang ada.

Oleh karenanya sangatlah memprihatinkan apabila dikemudian hari ternyata anak anak kita lebih mengenal lagu-lagu barat dari pada penyanyi dari Negara sendiri. Dan lagu2nya pun bukan untuk kalangan anak tapi lebih kepada lagu untuk remaja dan orang dewasa. Sudah saatnya para pencipta lagu itu memikirkan nasib anak anak Indonesia yang sekarang ini sangatlah kekurangan. Sehingga khasanah lagu anak semakin kaya dan berkembang dinegara yang kita cintai ini.

Seharusnya masa kanak-kanak adalah masa untuk memupuk nilai-nilai moral, toleransi dan cinta tanah air. Pesan itulah yang diwariskan Ibu Sud untuk anak-anak Indonesia yang kelak akan menjadi penerus terwujudnya cita-cita bangsa. Perlunya peran pemerintah serta instansi media untuk bisa menjaga keutuhan generasi bangsa lewat penyiaran kembali lagu anak. Menjadi kewajiban kita bersama untuk melestarikan apa yang telah Ibu Sud rintis, membangun bangsa lewat lirik-lirik yang mengungkapkan keindahan tanah air, hormat kepada orang tua, dan cinta pada 


PERBAIKAN


Ibu Sud dan Hujan

Saridjah Niung atau sering kita dengar dengan panggilan Ibu Sud adalah pencipta lagu anak-anak sejak zaman Belanda, Jepang, Indonesia, sebab itu ia disebut sebagai tokoh seni musik tiga zaman. Beliau lahir di Sukabumi, 26 Maret 1908 dan meninggal pada tahun 1993. Adapun asal nama “Ibu Sud” didapatnya setelah menikah dengan Raden Bintang Soedibjo pada 1927. Orang-orang pun menyebutnya dengan panggilan “Ibu Soed”, diambil dari penggalan nama suaminya. Kariernya di bidang musik bahkan sudah dimulai jauh sebelum kemerdekaan Indonesia. Suaranya pertama kali disiarkan dari radio NIROM Jakarta periode 1927-1928. Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: Hai Becak, Burung Kutilang, dan Kupu-kupu. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah Berkibarlah Benderaku dan Tanah Airku.

Ada salah satu hal unik tentang beliau adalah ketika Ibu Sud menciptakan salah satu lagunya yaitu “Tik Tik Bunyi Hujan”. Lagu tersebut ia ciptakan ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, lalu ia membuat lagu Tik Tik Bunyi Hujan. Betapa mahir dan kreatifnya beliau dalam proses penciptaan lagu tersebut. Hanya dengan mencari satu macam gejala saja ia bisa menjadikan hal tersebut sebagai karya yang bisa di kenang sepanjang masa.
Lirik lagu: Tik Tik Tik Bunyi Hujan...
Tik tik tik bunyi hujan di atas genting
Airnya turun tidak terkira
Cobalah tengok dahan dan ranting
Pohon dan kebun basah semua
Tik tik tik bunyi hujan bagai bernyanyi
Saya dengarkan tidaklah jemu
Kebun dan jalan semua sunyi
Tidak seorang berani lalu
Tik tik tik hujan turun dalam selokan
Tempatnya itik berenang-renang
Bersenda gurau meyelam-nyelam
Karena hujan berenang-renang

Didalam lagu tersebut terdapat lirik “Tik tik tik bunyi hujan diatas genting” yang menunjukan bahwa hujan sudah turun diatas genting rumah sewaan milik Ibu Sud. Serta tambahan lirik lagu yang menunjukan bahwa suasana pada saat hujan tersebut sunyi dengan itik-itik yang berenang diselokan. Sungguh, lagu-lagu ciptaan beliau memiliki arti yang jelas dan sesuai fakta yang ada. Salah satunya lagu ini.

Tempo dulu, lagu ini sangat populer dan dinyanyikan oleh banyak anak-anak. Indahnya masa itu di antara kesederhanaan dan keterbatasan masih dapat mendengarkan dendang lagu yang indah, mendidik dan mudah sekali liriknya. Hampir semua lagu anak tempo dulu liriknya penuh kesederhanaan dan rasanya mudah sekali untuk diingat. Lagu anak masa itu bukan saja sebagai sarana hiburan semata, namun juga sebagai sarana penyampaian edukasi yang ampuh. Lagu anak kala itu bukan hanya untuk megejar omset penjualan, dan bukan hanya sebagai bisnis semata. Semua sepertinya mengalir apa adanya, tapi dibalik kesederhanaannya, luar biasa juga nilai ekonomi yang dihasilkan. Jarang sekali lagu anak yang keluar tidak meroket di pasaran, hampir rata-rata lagu-lagu anak kala itu populer.

Namun pada saat ini lagu-lagu karya Ibu Sud sudah kalah populer dengan karya-karya kreator music lainnya. Walaupun masih banyak yang mengcover ulang lagu ciptaannya, tapi anak-anak pada tempo sekarang kurang tertarik dengan lagu-lagu anak seperti ciptaan beliau. Bahkan anak-anak lebih suka lagu yang menjurus kearah lagu yang lebih dewasa bahkan lagu barat. Terlebih dengan lagu-lagu yang tidak mengandung banyak arti atau tidak mendidik, yang ada hanya fiksi bukan sesuai fakta yang ada.

Oleh karenanya sangatlah memprihatinkan apabila dikemudian hari ternyata anak anak kita lebih mengenal lagu-lagu barat dari pada penyanyi dari Negara sendiri. Dan lagu-lagunya pun bukan untuk kalangan anak tapi lebih kepada lagu untuk remaja dan orang dewasa. Sudah saatnya para pencipta lagu itu memikirkan nasib anak anak Indonesia yang sekarang ini sangatlah kekurangan. Sehingga khasanah lagu anak semakin kaya dan berkembang dinegara yang kita cintai ini.

Seharusnya masa kanak-kanak adalah masa untuk memupuk nilai-nilai moral, toleransi dan cinta tanah air. Pesan itulah yang diwariskan Ibu Sud untuk anak-anak Indonesia yang kelak akan menjadi penerus terwujudnya cita-cita bangsa. Perlunya peran pemerintah serta instansi media untuk bisa menjaga keutuhan generasi bangsa lewat penyiaran kembali lagu anak. Menjadi kewajiban kita bersama untuk melestarikan apa yang telah Ibu Sud rintis, membangun bangsa lewat lirik-lirik yang mengungkapkan keindahan tanah air, hormat kepada orang tua, dan cinta pada bangsanya.






https://id.wikipedia.org/wiki/Saridjah_Niung

Komentar

  1. Dalam mengomentari lagu “TIk-Tik Bunyi Hujan”, penulis belum terlihat jelas membahas mengenai lirik lagu dan tanggapan masyrakat yang pro dan kontra, seperti yang telah penulis rancang (lihat mind map). Namun tulisan penulis sudah cukup baik, Karena setiap kalimat dalam paragraf saling berhubungan (koherensi) dan paragraf-paragrafnya pun berpadu menjadi satu-kesatuan. Setelah diperbaiki, penulis mengganti bahasan mengenai tanggapan masyarakat yang pro dan kontra menjadi popularitas lagu pada zaman dulu dan zaman sekarang. Sudah cukup baik namun masih ada kesalahan pengetikan yaitu kata 'music' yang benar adalah 'musik', dan juga kata 'diatas' dan 'diselokan' yang seharusnya kata 'di' nya terpisah.

    BalasHapus
  2. Nama: Yosua Adiguna
    Kelas: 1 PB 1
    Nim: 2115162468

    Penulis telah memberikan komentar terhadap lagu yang bahasnya dengan baik dan sesuai dengan poin-poin yang ia berikan dalam mindmap-nya. Paragrafnya pun telah disusun sehingga menjadi padu dari atas ke bawah.
    Yang menjadi kekurangan adalah, alangkah lebih baiknya penulis tidak lagi menuliskan liriknya secara penuh, apabila di bagian atas juga sudah menuliskan lirinya. Kemudian ada beberapa salah pengetikan seperti 'music' harusnya 'musik', 'khasanah' harusnya 'khazanah', 'mengcover' harusnya 'meng-(kemudian dituliskan kata cover dalam wujud italic, karena cover merupakan kata dalam bahasa asing). Lalu, untuk sumber referensi, meski sudah terbilang bagus, akan lebih baik lagi ditambah sumber referensi yang mendukung pada kalimat terakhir di paragraf kelima. Karena ketika saya mengunjungi tautan referensi, yang ada hanyalah pendapat penulis bahwa anak-anak saat ini harus mendengarkan lirik lagu yang mengenai 'kesedihan', 'kecewa', 'patah hati'. Tidak ada kalimat menyinggung tentang lirik lagu yang hanyalah fiksi, bukan fakta.
    Sekian tanggapan dari saya. Terima kasih.

    BalasHapus
  3. Dalam mengomentari lagu Tik Tik Bunyi Hujan karya Ibu Sud, penulis telah mengomentarinya dengan baik dan tepat dan menjadikan kesatuan paragraf yang utuh dan padu sesuai dengan mind map yang di lampirkan pula.
    Namun tetap saja ada beberapa kekurangan penulis dalam mengomentari lagu Tik Tik Bunyi Hujan, seperti penulisan lirik lagu di tuliskan di dalam komentar atau tengah paragraf. Alangkah lebih tepatnya di tuliskan di awal setelah cuplikan video clipnya, jadi pada kolom komentar hanya di tuliskan beberapa baitnya saja. Lalu dalam penulisan kosakata ada beberapa penulisan yang salah. Setelah itu pada paragraf keempat penulis mengomentari mengenai kepopularitasan lagu dan di tutup dengan paragraf yang lebih menjuru ke arah pesan dan nilai moral. Mungkin lebih bagusnya lagi, bila di mind map pun di tambahkan mengenai pesan atau nilai moral dari Ibu Sud dalam lagu Tik Tik Bunyi Hujan tersebut.

    Nama : Qonitah
    NIM : 2125110853

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELOMPOK TIGA

Tugas Menulis Populer (25)

Tugas Menulis Populer (1)