Tugas Menulis Populer (15)



Nama:Galih Taufik Hidayat
NIM:2115160772


Lirik
dari : Iwan fals

"Ibu"
Ribuan kilo jalan yang kau tempuh
Lewati rintang untuk aku anakmu
Ibuku sayang masih terus berjalan
Walau tapak kaki penuh darah penuh nanah
Seperti udara kasih yang engkau berikan
Tak mampu ku membalas . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . .
Ingin kudekap dan menangis dipangkuanmu
Sampai aku tertidur bagai masa kecil dulu
Lalu do'a-do'a baluri sekujur tubuhku
Dengan apa membalas . . . . . . . . . . . . . . .
Ibu . . . . . . . . . . ibu . . . . . . . . . .
 


Komentar
Lagu ini berjudul ‘IBU” yang diciptakan dan di populerkan oleh iwan fals,Lagu tersebut mengandung kejujuran hati nurani manusia yang terkenang perjuangan, penderitaan dan pengorbanan ibu. Dalam lirik lagu itu pemilihan kata yang digunakan Iwan Fals sangat menggugah pembaca, seperti ”Ribuan kilo jalan yang kautempuh lewati rintang untuk aku anakmu, ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki penuh darah penuh nanah”.
Iwan Fals melanjutkan liriknya dengan, ”Seperti udara kasih yang engkau berikan, tak mampu ku membalas ibu”, penggunakan perumpamaan kata untuk mengibaratkan bahwa kasih ibu seperti udara yang memberikan pasokan berlimpah untuk kelangsungan kehidupan umat manusia. Udara adalah segalanya dalam kehidupan, sehingga kita mengakui tak mungkin mampu memberi balasan pada ibu secara maksimal, baik dalam materi atau non materi.
Pilihan kata dalam lirik lagu berjudul “Ibu” ada yang susah untuk dijelaskan  tetapi hal ini membuat lebih kreatif dan juga berupa citraan kesakitan yang menunjukkan koherensi yang kuat seperti Ribuan kilo jalan yang kau tempuh, Walau tapak kaki, penuh darah... penuh nanah. Semua itu menunjukkan bahwa orang yang sadar akan perjuangan seorang ibu yang merelakan dirinya tersakiti demi kebahagiaan anaknya.
Setidaknya terdapat dua tokoh penting dalam lirik lagu tersebut. Aku dan ibu merupakan tokoh yang terdapat dalam lirik lagu ini. Aku merupakan tokoh yang meceritakan bagaimana perjuangan seorang ibu untuk membahagiakan anaknuya. Setelah melihat kegigihan perjuangan ibu, tokoh aku menjadi tersadar dan ingin membalas budi kepada ibunya. Tokoh ibu disini merupakan sosok wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan demi membahagiakan anaknya. Rela mengorbankan raganya demi melihat anaknya bahagia. Tokoh aku ini masih menimbulkan kebingungan bagi pembaca dalam menafsirkan. Karena pembaca bias mengartikan bahwa tokoh aku ini adalah pengarang lagu atau tokoh aku ini orang lain. Sehingga diperlukan kajian dan pemahaman mendalam untuk mengerti siapa tokoh aku yang sebenarnya dalam lagu Iwan Fals yang bejudul “IBU”..
“Ibuku sayang masih terus berjalan, Ingin kudekat dan menangis di pangkuanmu, Sampai aku tertidur, bagai masa kecil dulu”. Dari kutipan lirik lagu itu, tokoh aku disini ingin menceritakan bahwa Ibu merupakan sosok penuh pengorbanan untuk mencurahkan kasih dan menciptakan kehidupan bahagia, meski harus menghadapi ribuan cobaan hidup.
Selain sebagai pencerita, tokoh aku disini juga menjadi pelaku utama dalam lirik lagu ini. Pada dasarnya lagu “IBU” menceritakan seorang anak yang disebutkan sebagai tokoh aku yang tersadar akan pengorbanan yang telah dilakukan oleh ibunya untuk mebahagiakannya.
Tokoh ibu dalam lirik lagu ini merupakan orang ke tiga sebagai pelaku utama. Hal ini ditunjukkan pada “Dengan apa membalas...ibu...ibu.... Sebagai orang ke tiga ini ditunjukkan pada kata “Ibu…ibu”. Tokoh ibu yang dimaksukan dalam lagu ini kurang spesifik, karena dalam penafsiran atau pemahamannya, pembaca akan menganggap bahwa tokoh ibu merupakan ibu dari sang pengarang lagu atau sosok ibu yang sedang dilihat pengarang dalam berjuang membahgiakan anakanya.
Dipergunakanya hiperbola ditunjukan pada baris yang berbunyi ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Pada kata “ribuan kilo” inilah yang yang terkesan membesar-besarkan, walaupun dalam kenyataannya bisa dilakukan tetapi dalam hal yang wajar terkesan membesar-besarkan.
Gaya bahasa tersebut juga terdapat pada baris berikutnya, “walau tapak kaki, penuh darah…penuh nanah”. Dalam kata-kata ini terlalu membesar-besarkan, tidak sewajarnya bahwa tapak kaki itu penuh darah dan penuh nanah ketika harus berjalan, selayaknya orang berjalan itu menggubakan alas kaki. Kemudian juga  terdapat dalam lirik, “lalu doa – doa baluri sekujur tubuhku” disini yang terkesan membesar-besarkan adalah pada kata “baluri” karena doa tidak dapat membaluri tubuh.
“Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…” baris ini mengandung unsur bahasa retorik retisense karena menggunakan titik-titik banyak yang mungkin untuk mengganti perasaan yang tak terungkapkan.
Keanekaragaman gaya bahasa akan berpengaruh terhadap penggambaran suasana penuturnya. Gambaran makna yang ditampilkan mungkin hanya menggambarkan suasana keseharian yang rutin dan sering dialami oleh pembacanya. Setiap orang pasti mempunyai perebedaan penggunaan gaya bahasa dalam penyampaian karya sastranya.
Bahkan meskipun mereka berangkat dari gagasan yang sama, bentuk penyampaiannya dalam gaya bahasa senantiasa berbeda. Dalam karya sastra hal demikian disebut individuasi, yakni keunikan dan kekhasan seseorang dalam penciptaan sebuah karya yang tidak pernah sama antara satu dengan yang lainnya. Dalam lagu Iwan fals ini memiliki pengungkapan gaya bahasa yang berbeda-beda.

Perbaikan: 

     Iwan Fals yang bernama lahir Virgiawan Listanto (lahir di Jakarta, 3 September 1961.Ia anak dari pasangan Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Iwan fals adalah seorang Penyanyi beraliran Balada, Pop, Rock, dan Country yang menjadi salah satu legenda di Indonesia
     Latar belakang lagu  tersebut ialah Iwan fals sebagai penyanyi disini menceritakan bagaimana perjuangan seorang ibu dalam merawat anaknya, tanpa meminta balasan, tanpa mengenal lelah dan tanpa putus harapan, dalam lagu ini Iwan fals memposisikan dirinya sebagai anak dari seorang ibu, yang rindu akan dekat terhadap ibunya dan menangis dipangkuannya, persis seperti masa kecil dahulu.
      Makna yang terkandung pada lagu ibu yaitu Pada bagian pertama, "ribuan kilo jalan yang kau tempuh, lewati rintang untuk aku anakmu" dianalogikan kehidupan panjang seorang ibu ketika membesarkan anak-anaknya. Iwan Fals menggambarkan sosok ibu yang cinta dan sayang sekali terhadap anaknya. Kehidupan yang dijalani seorang ibu untuk membesarkan anak-anaknya dilakukan tanpa pamrih. "Ibuku sayang masih terus berjalan walau tapak kaki, penuh darah, penuh nanah," menggambarkan betapa ibu adalah seseorang yang memiliki jiwa pantang menyerah walaupun harus menghadapi berbagai rintangan dan cobaan hidup. Itu semua dilakukan hanya demi kehidupan anaknya agar lebih baik kelak. Jika ini dikaitkan dengan kehidupanku, maka sosok ibu yang digambarkan oleh Iwan Flas itu adalah emaku yang selalu memberikan perhatian terhadap pendidikanku kendati emaku tidak lulus pendidikan dasar. Namun, dengan sekuat tenaga emaku mendukungku untuk terus menuntut ilmu sebagai bakal kehidupanku.Pada bagian kedua dan keempat, betapa kasih ibu tak terbalaskan. Iwan Fals menggambarkan begitu pentingnya kasih sayang ibu layaknya udara yang tanpanya manusia tidak akan bisa hidup. Sungguh sebuah perumpamaan yang menyentuh hati.Pada bagian ketiga, saya memaknai seorang anak yang rindu dengan ibunya. Anak yang sudah besar dan sudah berkeluarga namun, ingatannya melayang jauh tentang kasih sayang ibunya tempo dulu. Karenanya ia ingin sekali dekat dan menangis dipangkuan ibu hingga tertidur. Ketika itu, setiap detiknya seorang ibu selalu berdoa untuk kebaikan anak-anaknya. Sungguh kasih sayang ibu tak terbalaskan. Syair itu bahkan diungkapkan hingga dua kali.Pertama, "tak mampu ku membalas...ibu...ibu" dan kedua, "dengan apa membalas...ibu...ibu...." Jika kita renungkan syair "tak mampu membalas dan dengan apa membalas" adalah bentuk ungkapan yang sejatinya adalah kasih sayang ibu yang tak ternilai dengan apapun. Namun demikian, seorang ibu akan tersenyum apabila melihat anaknya bahagia.
       Menurut saya lagu ini menggunakan majas hiperbola karena pada lirik yang berbunyi ribuan kilo jalan yang kau tempuh. Pada kata “ribuan kilo” inilah yang yang terkesan membesar-besarkan, walaupun dalam kenyataannya bisa dilakukan tetapi dalam hal yang wajar terkesan membesar-besarkan.Gaya bahasa tersebut juga terdapat pada baris berikutnya, “walau tapak kaki, penuh darah…penuh nanah”.Dalam kata-kata ini terlalu membesar-besarkan, tidak sewajarnya bahwa tapak kaki itu penuh darah dan penuh nanah ketika harus berjalan, selayaknya orang berjalan itu menggubakan alas kaki. Kemudian juga  terdapat dalam lirik, “lalu doa – doa baluri sekujur tubuhku” disini yang terkesan membesar-besarkan adalah pada kata “baluri” karena doa tidak dapat membaluri tubuh.“Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…” baris ini mengandung unsur bahasa retorik retisense karena menggunakan titik-titik banyak yang mungkin untuk mengganti perasaan yang tak terungkapkan.
Menurut saya kelayakan lagu ini bagus untuk di publikasi dan dapat didengarkan segala umur.karena lagu ini memberikan pelajaran untuk selalu berbakti terhadap orang tua terutama ibu.lagu ini juga memberi gambaran berapa besar pengorbanan Ibu untuk anaknya. Dan lagu ini pantas untuk di publikasi.
Terdapat dua tokoh penting dalam lirik lagu tersebut. Aku dan ibu merupakan tokoh yang terdapat dalam lirik lagu ini. Aku merupakan tokoh yang meceritakan bagaimana perjuangan seorang ibu untuk membahagiakan anaknuya. Setelah melihat kegigihan perjuangan ibu, tokoh aku menjadi tersadar dan ingin membalas budi kepada ibunya. Tokoh ibu disini merupakan sosok wanita yang kuat dan tegar dalam menghadapi cobaan demi membahagiakan anaknya. Rela mengorbankan raganya demi melihat anaknya bahagia.

Sumber referensi
http://www.biografiku.com/2009/02/biografi-iwan-fals.html?m=1



Komentar

  1. Nama : Fauziyah Ash Shifa

    Komentar lagu "Ibu" yang ditulis oleh Galih menurut saya sudah lumayan baik. Pada paragraf pertama penjelasan sudah sesuai dengan peta konsep yaitu mengenai penyanyinya. Selanjutnya pada paragraf kedua hanya berisi satu kalimat. Padahal dalam menulis sebuah paragraf minimal berisi tiga kalimat. Kemudian pada paragraf ketiga sudah sesuai juga dengan peta konsep yaitu mengenai makna yang terkandung dalam lagu "Ibu". Namun ada kata yang kurang begitu pas, yaitu penulisan kata "emaku" yang menurut saya lebih tepat adalah kata ibuku. Pada paragraf keempat mengenai tata bahasa sudah cukup sesuai dengan peta konsep, yaitu menjelaskan mengenai majas-majas yang digunakan dalam lagu "Ibu". Lalu pada paragraf kelima mengenai kelayakan sudah cukup menjelaskan, namun pada penulisannya ada yang kurang tepat atau pas. Misalnya pada kalimat terakhir, seharusnya bisa digabung menjadi satu dengan kalimat sebelumnya. Selain itu ada kata-kata yang "typo". Pada paragraf terakhir mengenai tokoh penting dalam lagu "Ibu" sudah cukup menjelaskan, namun menurut saya ada kalimat yang seharusnya bisa disatukan pada kalimat sebelumnya, yaitu pada kalimat kedua bisa digabungkan dengan kalimat pertama dan kalimat terakhir bisa digabungkan pada kalimat sebelumnya.

    BalasHapus
  2. Nama: Rita Oktapiani

    Saya akan memberikan komentar berupa kelebihan maupun kekurangan terhadap artikel diatas. menurut saya pembahasan artikel diatas beserta paragrafnya sudah cukup baik. hanya saja saya akan memberikan komentar, pada paragraf pertama di kalimat awal, penulis memaparkan "iwan fals yang bernama lahir" sebaiknya "iwan fals yang bernama (.......) lahir di" karena apabila penulis menuliskan yang bernama lahir, tidak enak dibaca dan takut menimbulkan kesalahpahaman pembaca. kemudian pada paragraf 2, alangkah baiknya jika penulis menambahkan lagi isi penjelasan pada paragraf ke-2 agar pembaca mendapat informasi sedetail mungkin. pada paragraf ke-2 juga menurut saya ada kesalahan dalam penulisan tanda baca, yakni sebaiknya setelah kalimat "tidak putus harapan" menggunakan tanda baca titik (.) bukan tanda baca koma (,). lalu didalam mind map penulis hanya memaparkan tata bahasa yang digunakan dalam lirik, tetapi dalam paragraf penulis memaparkan majas. padahal jjika diteliti lebih dalam, tata bahasa itu mencakup penulisan tanda baca, huruf kapital, penulisan kata, dan lain-lain tidak ada hubungannya dengan majas. lalu pada paragraf ke-4, sebaiknya setelah kalimat “Seperti udara... kasih yang engkau berikan, Tak mampu ku membalas...ibu...ibu…” penulis sebaiknya menulis "lirik ini" bukan baris ini. dan menurut saya, untuk penguatan artikel sebaiknya sumber referensinya ditambah lagi agar pembaca tidak meragukan lagi kebenaran informasi yang terkait dalam artikel ini.
    sekian komentar yang dapat saya sampaikan, kurang lebihnya mohon maaf. semoga komentar ini dapat membuat penulis untuk lebih rajin menulis dan menulis yang lebih baik lagi, terima kasih.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KELOMPOK TIGA

Tugas Menulis Populer (28)

Tugas Menulis Populer (25)